Anda tentu sudah pernah membaca
cerpen atau cerita pendek. Pernahkan anda menonton acara pembacaan
cerpen? Bagaimanakah cara pembacaannya? Apakah lafal dan intonasi yang dibaca
sudah tepat? Dapatkah kamu memahami isi cerpen tersebut?
Cerpen merupakan ragam cerita rekaan
yang terdiri atas kurang lebih 10.000 kata, habis dibaca dengan sekali duduk,
dan memberikan kesan tunggal dari konflik dominan. Cerita terpusat pada satu
tokoh dalam satu situasi tertentu serta tidak ada perubahan nasib pada pelaku.
Ciri-ciri cerpen antara lain:
1. panjang cerita tidak lebih dari 10.000 kata,
2. mengandung satu gagasan utama,
3. menyajikan kejadian yang paling menarik, dan
4. berakhir dengan penyelesaian.
Untuk memahami isi cerpen dengan tepat, cerpen harus dibaca dengan interpretasi yang tepat. Selain itu, intonasi, artikulasi, dan pelafalan berperan penting agar pendengar dapat dengan mudah menangkap dan memahami isi cerita pendek.
Penggunaaan gestur (gerak tubuh) yang tepat akan mendukung pemahaman pembacaan tersebut.
Cara membaca
cerpen yang baik
1.
Mengerti isi cerita sebelum menceritakan sebuah cerita
2.
Menentukan pokok-pokok isi cerita agar dapat ingat pokoknya lalu yang lain akan
teringat pula
3.
Melatih intonasi
Hal yang perlu diperhatikan
sebelum membaca cerpen yaitu:
1.
Tema à untuk dapat mengetahui apa isi
cerita tersebut
2.
Tokoh dan watak à agar dapat mengetahui seperti apa
wataknya dan ketika membaca tidak semuanya datar, ada yang baik di baca
dengan lembut dan yang jahat di baca sedikit keras.
3.
Latar à agar mengetahui situasi dan keadaan dalam cerita
4. Alur à agar tidak terlalu bingung dengan membacanya
Agar tidak terlalu malu mungkin kita dapat mencoba untuk berlatih dengan menggunakan kaca agar pada saat membacakan sudah membayang kan situasi pada saat membaca dan tidak terlalu kaget dalam membaca. |
4 Kata
kunci untuk mempermudah kita dalam menanggapi cara pembacaan cerpen:
1.
Intonasi,
2.
Artikulasi
3.
Pelafalan, berperan penting agar pendengar dapat dengan mudah menangkap dan
memahami isi cerita pendek.
4.
Penggunaaan gestur (gerak tubuh) yang tepat akan mendukung pemahaman
pembacaan tersebut.
|
2. Menjelaskan
hubungan latar suatu cerpen dengan realitas sosial
2.1
Latar Cerita
Latar/setting ialah tempat di mana terjadinya
kejadian/peristiwa dan waktu terjadinya sebuah peristiwa, latar juga
menjelaskan segala keterangan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa
dakam plot cerita.
Latar dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Latar tempat
Latar tempat
yang terdapat dalam cerita misalnya di Istana, di medan perang, di kerajaan
majapahit, di kampung paman, di gunung, di hutan, di sungai, atau di jalan.
2. Latar waktu
Latar waktu
adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng. Latar waktu dalam
cerita misalnya pagi hari, siang hari, malam hari, sore hari, pukul 20.00, saat
matahari muncul atau tengah malam
3. Latar suasana/sosial
Latar
Suasana merupakan penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi.
Suasana dalam cerita atau dongeng misalnya suasana menyedihkan, suasana
menggembirakan, suasana mengharukan.
2.2 Realitas Sosial
Adapun
pengertian dari realitas ialah kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan.
Realitas
sosial adalah kenyataan yang berhubungan dan terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
Contoh: Cerpen “Aku Seorang Pengecut”
Aku terus
mengengkol sepedaku dengan kencang. 10 menit lagi pukul 7. Jika aku tak
mengengkol sepedaku dengan laju, maka aku akan terlambat. Waktu yang ditempuh
dari tempatku saat ke sekolah memakan waktu 15 menit. 10 menit lagi bel masuk
berbunyi.
Keadaan di jalan raya sangat padat. Lalu lalang kendaraan tak henti-hentinya. Beragam macam karakter orang yang berlalu lalang. Akhirnya, aku tiba di perempatan jalan.
“Mampus aku. Lampu merah pula. Gawat waktuku terbuang.” Aku semakin kesal.
Di pinggir jalan kulihat seorang kakek tua ditodong oleh 2 orang perampok. Mereka yang berlalu lalang di sekitar kejadian pura-pura tak melihat. Aku ingin menolong kakek itu, tetapi…… lampu hijau tiba-tiba menyala.
Aku segera memacu sepedaku lebih laju lagi. Kuurungkan niatku menolong. Aku takut dihukum guru karena terlambat. Entah bagaimana nasib si kakek. Aku mencoba melupakannya. Anggap saja aku tak melihat kejadian itu.
Aku tiba di sekolah tepat pukul 7. Untunglah tak terlambat. Luar biasa….aku mampu memacu sepedaku dengan kencang.
“Robert, cepat berlari! Gerbang akan segera ditutup. “Teriak satpam.
Aku berlari ngos-ngosan. Setiba di kelas, aku bernapas lega karean guru jam pertama belum masuk ke kelas.
Teng…teng…teng…
Bel istirahat berbunyi. Kulihat Mona menenteng tasnya sambil menangis. Aku menghampirinya.
“Mau kemana, Mon?” tanyaku penasaran. Mona ini sahabat karibku sejak TK. Kami berteman sangat akrab.
“Aku dijemput papaku, Bert. Kata papa kakekku masuk RS Antonius karena kepalanya terbentur di aspal. Pagi tadi kakek diserang 2 orang perampok. Kakek memberontak, sehingga terjadi tarik menarik. Kakek akhirnya terjatuh dan terhempas di aspal.
Sejenak aku terdiam. Apa mungkin kakek tadi adalah kakek Mona?
“Di mana kejadiannya?” tanyaku untuk memastikan.
“Di perempatan jalan sekitar jam 7 kurang.”
Aku tertunduk lesu. Ternyata, aku seorang pengecut.
“Kakek itu, kakek sahabatku Mona. Maafkan aku Mona.”
Keadaan di jalan raya sangat padat. Lalu lalang kendaraan tak henti-hentinya. Beragam macam karakter orang yang berlalu lalang. Akhirnya, aku tiba di perempatan jalan.
“Mampus aku. Lampu merah pula. Gawat waktuku terbuang.” Aku semakin kesal.
Di pinggir jalan kulihat seorang kakek tua ditodong oleh 2 orang perampok. Mereka yang berlalu lalang di sekitar kejadian pura-pura tak melihat. Aku ingin menolong kakek itu, tetapi…… lampu hijau tiba-tiba menyala.
Aku segera memacu sepedaku lebih laju lagi. Kuurungkan niatku menolong. Aku takut dihukum guru karena terlambat. Entah bagaimana nasib si kakek. Aku mencoba melupakannya. Anggap saja aku tak melihat kejadian itu.
Aku tiba di sekolah tepat pukul 7. Untunglah tak terlambat. Luar biasa….aku mampu memacu sepedaku dengan kencang.
“Robert, cepat berlari! Gerbang akan segera ditutup. “Teriak satpam.
Aku berlari ngos-ngosan. Setiba di kelas, aku bernapas lega karean guru jam pertama belum masuk ke kelas.
Teng…teng…teng…
Bel istirahat berbunyi. Kulihat Mona menenteng tasnya sambil menangis. Aku menghampirinya.
“Mau kemana, Mon?” tanyaku penasaran. Mona ini sahabat karibku sejak TK. Kami berteman sangat akrab.
“Aku dijemput papaku, Bert. Kata papa kakekku masuk RS Antonius karena kepalanya terbentur di aspal. Pagi tadi kakek diserang 2 orang perampok. Kakek memberontak, sehingga terjadi tarik menarik. Kakek akhirnya terjatuh dan terhempas di aspal.
Sejenak aku terdiam. Apa mungkin kakek tadi adalah kakek Mona?
“Di mana kejadiannya?” tanyaku untuk memastikan.
“Di perempatan jalan sekitar jam 7 kurang.”
Aku tertunduk lesu. Ternyata, aku seorang pengecut.
“Kakek itu, kakek sahabatku Mona. Maafkan aku Mona.”
Pembahasan:
Latar/setting yang ada dalam cerita “Aku
Seorang Pengecut” dikaitkan dengan keadaan sosial pada saat itu bahwa
hubungan kekerabatan masyarakat perkotaan tidak kuat sehingga membuat
orang-orang tidak saling peduli. Mereka hanya peduli dengan orang-orang
terdekat seperti hubungan keluarga, teman, rekan sekerja saja, dan orang lain
yang dikenal. Berbeda dengan di desa, hubungan kekerabatan antar anggota
masyarakat sangat kuat. Hidup saling tolong, bergotong royong, dan saling
peduli dengan keadaan yang lain. Dalam cerita dijelaskan keadaan jalan raya
sangat ramai, kemudian ada orang yang berlalu lalang melihat si kakek yang
dihadang oleh komplotan perampok, tetapi mereka pura-pura tidak melihat. Hai
itu merupakan gambaran keadaan sosial masyarakat di perkotaan.
4 Kata
kunci untuk mempermudah kita dalam menjelaskan hubungan latar suatu cerpen
dengan realitas sosial
1. Bacalah
dengan baik isi cerpen
2. Pahami semua
unsur intrinsik cerpen (tema, amanat, tokoh dan penolohan, alur, dan
latar/setting.
3. Pahami dengan
baik keadaan sosial yang terdapat dalam cerita
4. Hubungkan
dengan realitas sosial yang ada dalam cerita dengan keadaan sekarang.
|
3.
Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca
3 Kata kunci
untuk mempermudah kita dalam menulis kembali cerpen yang telah dibaca dengan
kalimat sendiri:
1. Bacalah cerpen
dengan baik
2. Pahami unsur
intrinsik cerita dengan baik
3. Setelah
memahami isi dan unsure intrinsik, tulis kembali cerpen yang sudah dibaca
dengan bahasa dan penafsiran Anda sendiri sesuai dengan teks aslinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar